Sabtu, 12 April 2014

Warga Pro Rusia Duduki Gedung Pemerintahan Ukraina



Pro Rusia
Krimea, Menit.tv: Amerika Serikat menyatakan sangat khawatir dengan peningkatan ketegangan di bagian timur Ukraina, setelah demonstran pro-Rusia menduduki gedung pemerintah di tiga kota.

 
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kepada Menlu Rusia Sergei Lavrov melalui telepon bahwa setiap upaya Rusia untuk destabilisasi "akan menimbulkan kerugian".
Kerry dan Lavrov membahas kemungkinan pertemuan dalam waktu 10 hari mendatang.
 
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan dalam percakapan telepon, Kerry "meminta Rusia untuk secara terbuka menolak aktivitas separatis, sabotase dan provokator" di Ukraina.
 
Dia mengatakan Kerry menekankan aksi di bagian timur Ukraina "tidak terlihat sebagai suatu peristiwa yang spontan".
"Dia menegaskan bahwa upaya Rusia untuk mendestabilisasi Ukraina akan menimbulkan kerugian bagi Rusia," kata Psaki.
 
AS dan Uni Eropa telah menerapkan sanksi terhadap sejumlah individu dari Rusia dan Ukraina yang berkaitan dengan aneksasi Krimea.
Dalam artikelnya di koran Inggris Guardian, Lavrov, membantah Rusia melakukan destabilisasi terhadap Ukraina dan menuduh Barat yang malah memicu ketegangan.
Dia juga memperingatkan otoritas di Kiev untuk tidak menggunakan kekuatan keamanan untuk melawan demonstran pro-Rusia.
 
Pengiriman tentara.
 
Ukraina mengirimkan sejumlah pejabat keamanan ke Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, untuk setelah adanya pengepungan terhadap gedung pemerintahan di wilayah tersebut.
Para pemberontak yang menguasai gedung pemerintahan regional Donetsk mendeklarasikan sebuah "republik rakyat" pada Senin dan menyerukan untuk menggelar referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina, pada 11 Mei mendatang.
 
Sebelumnya, Rusia menganeksasi semenanjung Krimea, yang mayoritas warganya berbahasa Rusia, setelah digelarnya referendum yang disebut ilegal oleh Kiev dan negara-negara Barat.
 
Ribuan tentara Moskow saat ini ditempatkan di perbatasan Ukraina bagian timur.
 
Meskipun Rusia menyatakan tidak ada keinginan untuk menyerang Ukraina, Moskow mengatakan memiliki hak untuk melindungi etnis Rusia di negara tersebut.
Rusia menolak untuk mengakui otoritas baru di Kiev yang berkuasa setelah presiden pro-Moskow Viktor Yanukovych digulingkan pada Februari lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar