Pro Rusia
Krimea, Menit.tv: Amerika Serikat
menyatakan sangat khawatir dengan peningkatan ketegangan di bagian timur
Ukraina, setelah demonstran pro-Rusia menduduki gedung pemerintah di
tiga kota.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kepada Menlu Rusia Sergei
Lavrov melalui telepon bahwa setiap upaya Rusia untuk destabilisasi
"akan menimbulkan kerugian".
Kerry dan Lavrov membahas kemungkinan pertemuan dalam waktu 10 hari mendatang.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan dalam
percakapan telepon, Kerry "meminta Rusia untuk secara terbuka menolak
aktivitas separatis, sabotase dan provokator" di Ukraina.
Dia mengatakan Kerry menekankan aksi di bagian timur Ukraina "tidak terlihat sebagai suatu peristiwa yang spontan".
"Dia menegaskan bahwa upaya Rusia untuk mendestabilisasi Ukraina akan menimbulkan kerugian bagi Rusia," kata Psaki.
AS dan Uni Eropa telah menerapkan sanksi terhadap sejumlah individu
dari Rusia dan Ukraina yang berkaitan dengan aneksasi Krimea.
Dalam artikelnya di koran Inggris Guardian, Lavrov, membantah Rusia
melakukan destabilisasi terhadap Ukraina dan menuduh Barat yang malah
memicu ketegangan.
Dia juga memperingatkan otoritas di Kiev untuk tidak menggunakan kekuatan keamanan untuk melawan demonstran pro-Rusia.
Pengiriman tentara.
Ukraina mengirimkan sejumlah pejabat keamanan ke Donetsk, Luhansk dan
Kharkiv, untuk setelah adanya pengepungan terhadap gedung pemerintahan
di wilayah tersebut.
Para pemberontak yang menguasai gedung pemerintahan regional Donetsk
mendeklarasikan sebuah "republik rakyat" pada Senin dan menyerukan untuk
menggelar referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina, pada 11 Mei
mendatang.
Sebelumnya, Rusia menganeksasi semenanjung Krimea, yang mayoritas
warganya berbahasa Rusia, setelah digelarnya referendum yang disebut
ilegal oleh Kiev dan negara-negara Barat.
Ribuan tentara Moskow saat ini ditempatkan di perbatasan Ukraina bagian timur.
Meskipun Rusia menyatakan tidak ada keinginan untuk menyerang Ukraina,
Moskow mengatakan memiliki hak untuk melindungi etnis Rusia di negara
tersebut.
Rusia menolak untuk mengakui otoritas baru di Kiev yang berkuasa
setelah presiden pro-Moskow Viktor Yanukovych digulingkan pada Februari
lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar